English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified twitterfacebookgoogle plusrss feedemail

Rabu, 15 Juni 2011

Legenda Soto Tangkar Bekasi sejak tahun 1965

Kelezatan Legendaris Asli Bekasi sejak 1965

H. Ahmad Mochtar
Bekasi - bukankelanakuliner.com
Boleh jadi sebagian besar warga Bekasi sudah mengenal warung makan sederhana ini karena kelezatannya Soto Tangkar H. Ahmad Mochtar, karena warung soto khas Bekasi ini sudah berdiri sejak tahun 1965. Itu berarti jauh sebelum Kota Bekasi ada. Namun adakah yang tahu sejarah sang pemilik usaha yang sukses menjadi salah satu warung jajanan terlaris pada Festival Jajanan Bango Legenda Kuliner Nusantara di alun-alun UPTD II Kota Bekasi hari Sabtu (23/4/2011) lalu.

Ramainya Festival Jajanan Bango
Mengenai namanya H. Ahmad Mochtar ini, jangan sampai kita salah membaca dengan nama Walikota Bekasi, Mochtar Mohamad, karena beda orang beda nasib dan beda rezeki cuma nama nyaris serupa. Kan nggak lucu, jika di kemudian hari timbul gosip atau pemberitaan aneh bahwa walikota Bekasi dulunya adalah pedagang soto tangkar, atau berita lainnya seperti, walikota beralih profesi menjadi pedagang soto tangkar.


Antri hingga omzet 25kg tulang daging
Jelas hal ini merugikan bukan? Ya merugikan si pedagang soto tangkar, H. Ahmad Mochtar, karena nama baiknya selama ini rusak ketika disamakan dengan tokoh yang sedang bermasalah dengan KPK dan diduga terlibat korupsi. Bisa Anda bayangkan apa kata dunia, saat melewati warung Soto Tangkar H. Ahmad Mochtar, orang terbersit pikiran apakah ini hasil korupsi APBD dan dugaan kasus suap untuk memperoleh piala Adipura? "Amit-amit deh, naudzubillahi min dzalik!" ujar salah orang anggota keluarga pedagang soto tersebut sambil tersenyum geli.


Soto Tangkar daging, tulang,  kadang jerohan sapt
Sebagai pedagang warung yang pertama kali mengikuti program Festival Jajanan Bango legenda kuliner Bekasi, H. Ahmad Mochtar merasa bangga dan tak menduga begitu besar animo masyarakat terhadap dagangannya yang habis tuntas, sehingga jatah untuk wartawan media dan panitia penyelenggara Kecap Bango sampai tak kebagian.

Meski sudah berhasil menghabiskan sedikitnya 25 kg daging dan tulang sapi, Warung Soto Tangkar khas Bekasi ini tak mendapat predikat jajanan terbaik. Padahal dalam acara bergengsi itu, warung Soto Tangkar khas Bekasi termasuk salah satu peserta festival yang mempunyai pelanggan terbanyak.

Resep turun temurun keluarga Hj. Echa
H. Ahmad Mochtar tak menduga animo masyarakat begitu besar terutama para pengunjung dari warga Bekasi. Sehingga keluarganya yang kini buka dua cabang warung soto, terpaksa mengambil semua persediaan daging dan tulang untuk soto tangkar demi melayani pelanggan yang membludak datang berkunjung.

Hj. Echa, istri dari H. Ahmad Mochtar mengungkapkan bahwa mereka memang baru pertama kali mengikuti acara festival kuliner legendaris yang jadi program bulanan rutin KEcap Bango di beberapa kota ini. "(Kami) sekeluarga benar-benar kewalahan dan gak ngira banyak bener pengunjungnye padahal baru ikutan pertama kali," ungkap wanita yang memiliki anak sembilan orang ini dengan logat kental Bekasinya. "Sampe-sampe, anak-anak saya menarik semua bahan baku dari warung sama nyang di Rawalumbu berkali-kali." imbuhnya sumringah.

Soto daging babat, sop tangkar H.M.Muchtar
Kalau dihitung-hitung, 1 kg daging tulang sapi bisa jadi 10 porsi soto tangkar yang dihargai Rp 12.000,- untuk pembeli yang membawa bungkusan kosong Kecap Bango dihargai Rp 10.000,-. Paling tidak pada festival jajanan kaki lima tersebut, Soto Tangkar H. Ahmad Mochtar meraup omzet sekitar Rp 10.000,- x 10 porsi x 25 kg daging tulang = Rp 2,5 juta. Hmmm... suatu prestasi yang lumayan, bukan? Subhanallah... hasil dari keberkahan sebuah usaha yang sudah puluhan tahun ditekuni.

Wajar saja, Warung Soto Tangkar H. Ahmad Mochtar diundang kembali oleh panitia penyelenggara Kecap Bango, untuk bisa mengikuti acara serupa bulan berikutnya di Kota Sidoarjo. Tentunya hal ini pun dipertimbangkan musyawarah keluarga untuk bisa mengikuti acara tersebut.

Kembali ke sajian khas Bekasi, Soto Tangkar yang terbuat dari daging dan tulang sapi ini adalah sajian dari resep keluarga yang turun temurun diberikan. Lebih jauh tentang kisah menarik perjuangan Hj. Echa, istri H. Ahmad Mochtar yang telah berdagang soto tangkar bersama ayahnya yang akrab dipanggil Engkong oleh keluarganya bisa dilihat di Kisah Pedagang Soto Tangkar Legendaris Khas Bekasi i profiltokohkita.com

Soto Tangkar H. Ahmad Mochtar ini bukan saja lezat tapi juga sulit dicari tandingannya di kawasan Bekasi. Mengapa dia bisa bertahan dari tahun 1965, karena rasanya yang begitu gurih dan pas di lidah orang Bekasi. Belum lagi dengan harganya yang sangat murah, membuatnya menjadi salah satu makanan rakyat yang bisa menjadi alternatif pilihan makanan populer.

Jika Anda tertarik untuk menikmati kelezatan daging dan tulang soto tangkar H.Ahmad Mochtar silakan saja datang berkunjung ke jalan baru underpass Durenjaya (tepat di belakang RS Bella) atau di cabang pertamanya di Ruko (dekat Genada) Jembatan Nol Rawalumbu, Bekasi Selatan. Hanya dengan membayar Rp 12.000,- Anda sudah bisa menikmati nikmatnya makanan asli khas Bekasi yang legendaris. Atau untuk pemesanan acara pesta, silakan hubungi Siti Rohmah 081.385.386.583 atau dengan Muhajirin 0813.1839.6478

SidikRizal - kulinerkuliner.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...